Seberapa jauh seorang ibu bisa melindungi anaknya? Di balik wajah lembut seorang perempuan, kadang tersembunyi sesuatu yang jauh lebih menakutkan dari amarah yaitu cinta yang terlalu dalam. Holy Mother mengangkat pertanyaan itu ke permukaan, dalam narasi dingin yang tak tergesa-gesa, tapi meninggalkan bekas seperti bekas luka bakar yang tidak sepenuhnya sembuh.
Berita itu membuat Honami menjamin keselamatan putri
satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai.
Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya
itu?
Yang membuat novel ini tidak biasa adalah cara Rikako
menyusun karakter Seiko. Ia bukan antihero biasa. Ia bukan penjahat. Tapi juga
bukan korban. Ia adalah potret dari seseorang yang hidup dalam tekanan, luka
masa lalu, dan cinta yang tidak tahu bagaimana cara berhenti. Pembaca akan
terus dihantui oleh satu pertanyaan: Apakah ia jahat… atau hanya manusiawi?
Secara atmosfer, Holy Mother lebih sunyi dibanding Girls
in the Dark, tapi justru dari keheningan itulah muncul kengerian yang lebih
personal. Seiko bukan karakter yang kamu benci, tapi juga bukan yang bisa kamu
bela sepenuhnya. Ia ada di antara zona abu-abu moral yang menyakitkan tapi
nyata moralitas yang kabur. Holy Mother juga cocok untuk pembaca yang
ingin mengeksplorasi cinta yang tidak selalu berwajah baik. Ini adalah novel
yang akan membuatmu bertanya-tanya: kalau kamu di posisi Seiko, apakah kamu
akan melakukan hal yang sama?
Buku ini sangat tepat untuk kamu yang menyukai thriller
psikologis dengan irisan emosi keluarga dan moralitas yang kabur. Holy
Mother juga cocok untuk pembaca yang ingin mengeksplorasi cinta yang tidak
selalu berwajah baik. Ini adalah novel yang akan membuatmu bertanya-tanya:
kalau kamu di posisi Seiko, apakah kamu akan melakukan hal yang sama?
Kadang, cinta bisa menjadi alasan. Tapi cinta juga bisa
menjadi dalih.
“Sampai di titik mana kesucian itu berubah
menjadi dosa?”
Komentar
Posting Komentar