Ini bukan buku tentang pangeran, atau tentang planet-planet kecil. Ini adalah kisah tentang kehilangan yang halus, kesepian yang sederhana, dan cinta yang diam-diam menunggu dipahami. Le Petit Prince, atau Pangeran Cilik, mungkin ditaruh di rak buku anak. Tapi jangan salah. Sesungguhnya, buku ini adalah surat cinta paling lirih kepada orang dewasa yang diam-diam kehilangan dirinya sendiri dalam rutinitas dan logika.
Judul: Le Petit Prince (terjemahan: Pangeran Cilik)
Penulis: Antoine de Saint-Exupéry
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 120 halaman
Harga: Rp 50.000
Bahasa yang digunakan sangat sederhana — bahkan kadang terdengar seperti percakapan anak kecil. Tapi justru karena itulah, maknanya begitu dalam. Karena dalam kesederhanaannya, kita diajak melihat kembali sesuatu yang dulu pernah kita pahami, tapi kini terlupakan.
Hanya lewat hati kita melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak di mata.
Karakter sang pangeran bukan pahlawan dalam arti konvensional. Ia rapuh, penuh tanya, dan sering terlihat kebingungan. Tapi dari kebingungannya, kita belajar tentang kepolosan yang hilang, dan bagaimana cinta tidak melulu soal kepemilikan, tapi tentang kehadiran, perawatan, dan kerelaan melepaskan.
Antoine de Saint-Exupéry adalah penulis, pilot, dan penyair asal Prancis yang lahir pada 29 Juni 1900 di Lyon dan hilang secara misterius saat menjalankan misi penerbangan pada 31 Juli 1944. Ia dikenal luas sebagai penulis dari karya legendaris Le Petit Prince (Pangeran Kecil), sebuah dongeng filosofis yang telah diterjemahkan ke lebih dari 300 bahasa dan menjadi salah satu buku paling banyak dibaca di dunia.
Komentar
Posting Komentar