Langsung ke konten utama

Pangeran Cilik – Cerita Anak-Anak yang Ditunjukan Kepada Orang Dewasa

Ini bukan buku tentang pangeran, atau tentang planet-planet kecil. Ini adalah kisah tentang kehilangan yang halus, kesepian yang sederhana, dan cinta yang diam-diam menunggu dipahami. Le Petit Prince, atau Pangeran Cilik, mungkin ditaruh di rak buku anak. Tapi jangan salah. Sesungguhnya, buku ini adalah surat cinta paling lirih kepada orang dewasa yang diam-diam kehilangan dirinya sendiri dalam rutinitas dan logika.

Judul: Le Petit Prince (terjemahan: Pangeran Cilik)
Penulis: Antoine de Saint-Exupéry
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 120 halaman
Harga: Rp 50.000

Sinopsis
Pangeran Cilik termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Konon pernah disadur ke dalam 230 bahasa asing. Buku ini sungguh luar biasa. Seolah-olah cerita anak-anak, tapi sebenarnya dinikmati dan direnungkan juga oleh orang dewasa. Lewat kisah seorang anak yang mengamati dunia dengan mata naif dan lugu, Saint-Exupéry menyentuh beberapa nilai dan pengalaman manusia yang paling dasar, seperti kekuasaan, tanggung jawab, dan cinta. Dongeng yang mengharukan sekaligus sangat mendalam ini termasuk karya-karya agung sastra dunia yang tidak terlupakan.

Ulasan
Membaca Pangeran Cilik rasanya seperti duduk bersama teman lama yang hanya datang saat kamu benar-benar butuh. Buku ini tidak menggurui, tapi mendekat pelan-pelan, dan bertanya: “Apa kabar hatimu hari ini?”

Bahasa yang digunakan sangat sederhana — bahkan kadang terdengar seperti percakapan anak kecil. Tapi justru karena itulah, maknanya begitu dalam. Karena dalam kesederhanaannya, kita diajak melihat kembali sesuatu yang dulu pernah kita pahami, tapi kini terlupakan.

Hanya lewat hati kita melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak di mata.


Karakter sang pangeran bukan pahlawan dalam arti konvensional. Ia rapuh, penuh tanya, dan sering terlihat kebingungan. Tapi dari kebingungannya, kita belajar tentang kepolosan yang hilang, dan bagaimana cinta tidak melulu soal kepemilikan, tapi tentang kehadiran, perawatan, dan kerelaan melepaskan.

Bunga mawar, rubah, dan pilot hanyalah simbol. Tapi simbol itu hidup. Mereka mewakili semua hal yang kita lalui: perasaan ingin dimengerti, rasa takut kehilangan, dan harapan kecil yang tetap menyala bahkan saat dunia terasa sunyi.

Buku ini cocok untuk semua orang yang pernah menjadi anak-anak, dan kini merasa tersesat dalam dunia orang dewasa. Untuk mereka yang diam-diam merindukan ketulusan. Untuk kamu yang pernah mencintai, tapi tidak tahu bagaimana cara menunjukkan. Karena sesungguhnya, kita semua adalah sang pangeran. Kita pernah punya planet kecil, pernah mencintai bunga, pernah berteman dengan rubah. Tapi waktu membuat kita lupa.

Profil Penulis:
Antoine de Saint-Exupéry adalah penulis, pilot, dan penyair asal Prancis yang lahir pada 29 Juni 1900 di Lyon dan hilang secara misterius saat menjalankan misi penerbangan pada 31 Juli 1944. Ia dikenal luas sebagai penulis dari karya legendaris Le Petit Prince (Pangeran Kecil), sebuah dongeng filosofis yang telah diterjemahkan ke lebih dari 300 bahasa dan menjadi salah satu buku paling banyak dibaca di dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang - Kembali yang Tak Benar-Benar Kembali

PULANG Leila S. Chudori 472 halaman Harga: Rp. 102.000 Genre : Novels, historical, Romance, Indonesian Literature Ada pulang yang tak benar-benar kembali. Ada tanah air yang mencintaimu hanya jika kau diam.  Pulang  adalah perjalanan identitas dan pengasingan, ditulis dengan bahasa lirih namun tajam. Sinopsis: Paris, Mei 1968: Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo,  seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas.  Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di s...

Summer In Seoul - Kisah cinta di Korea

Kamu pernah membayangkan jatuh cinta pada musim panas di Seoul? Summer in Seoul oleh Ilana Tan menghidupkan imaji itu lewat kisah penuh nuansa, drama Korea-style, dan perasaan yang tumbuh perlahan di antara hiruk pikuk ibu kota Korea. Gaya penulisannya ringan, hangat, dan penuh detail sensasi musim panas—seolah kamu mendengar tawa di balik deru kereta bawah tanah dan angin lembut dari Sungai Han. Judul : Summer in Seoul Penulis : Ilana Tan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : Oktober 2006 Tebal Halaman : 280 halaman Harga : Rp64.900–Rp89.000 Sinopsis: Jung Tae-Woo—penyanyi muda terkenal Seoul yang muncul kembali setelah empat tahun menghindari dunia  showbiz  . “Aku hanya ingin memintamu berfoto denganku sebagai pacarku,” kata Jung Tae-Woo pada gadis di hadapannya. Sandy alias Han Soon-Hee—gadis blasteran Indonesia-Korea yang sudah mengenali Jung Tae-Woo sejak awal, namun sedikit pun tidak terkesan. Sandy mengangkat wajahnya dan menatap laki-laki itu, lalu berkata...

Momiji — Saat Musim Gugur Menumbuhkan Keberanian

Apakah kau pernah mendengar seorang Patriot Bela Negara pergi ke Jepang dan berharap untuk bertemu seseorang yang diinginkannya? Dalam novel ini kamu akan menemui cerita tersebut. Sebuah cerita dengan keberanian dan kebebasan seperti daun maple Jepang yang gugur, menandai awal perjalanan jiwa yang berani berdiri sendiri. Judul: Momiji Penulis: Orizuka Penerbit: Inari Tahun Terbit: Mei 2017 Tebal: 210 halaman Harga: Rp59.000 Sinopsis: Patriot Bela Negara lelah punya nama seperti itu, terutama karena dia memiliki fisik dan mental yang sama sekali tidak seperti patriot, apalagi yang siap membela negara. Seumur hidupnya, Patriot diolok-olok hingga akhirnya dia memutuskan memberontak. Dia jadi gandrung Jepang, belajar bahasa Jepang, dan punya cita-cita pergi ke Jepang untuk bertemu Yamato Nadeshiko-tipe wanita ideal versi Jepang. Di usianya yang kedua puluh, Patriot akhirnya memilih lebih dekat dengan cita-citanya itu. Dia menginjakkan kaki di Jepang untuk ikut program pe...