Bayangkan mencintai seseorang yang mengalir mundur dalam hidupnya, sementara kamu tetap bergerak maju—sebuah cinta yang terasa manis sekaligus getir karena waktu yang tak pernah berpihak. My Tomorrow, Your Yesterday karya Takafumi Nanatsuki (terjemahan Bahasa Indonesia: Ribeka Ota) adalah kisah romantis menyentuh yang bermain dengan konsep waktu sebagai karakter utama, menyulam emosi dan dilema dalam tiap detik yang terlewat.
Sinopsis:
Takatoshi Minamiyama, seorang pelajar seni berusia 20 tahun,
jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Emi Fukuju saat menaiki kereta untuk
kuliah. Setelah perkenalan yang canggung, keduanya berjanji untuk bertemu lagi
pada hari-hari berikutnya.
Takatoshi menganggap Emi aneh, mampu memprediksi hal-hal yang akan terjadi dan sering menangis setiap kali Takatoshi melakukan sesuatu yang baik baginya. Emi juga tidak pernah menghabiskan waktu bersamanya setelah tengah malam.
Suatu hari, Takatoshi menemukan buku catatan yang sengaja ditinggalkan Emi. Emi yang penuh perhatian dan kesetaraan ternyata menyimpan rahasia besar. Mampukah Takatoshi tetap menyelamatkan Emi setelah mengetahui kebenarannya?
Nanatsuki mengemas premis ilmiah romantis ini dengan elegan fokus pada emosi bukan teka-teki. Karakter Takatoshi yang mudah jatuh cinta,
namun tetap rasional, berpadu dengan Emi, yang lahir dari waktu yang berbeda tetapi
lembut dan mendalam. Dialog mereka ringan, penuh cinta, namun dibingkai dalam
kesadaran terbatas waktu.
Hari yang Pertama. Baginya hari yang terakhir.
Itu adalah kata-kata yang berada dalam buku catatan sang
tokoh utama. Kutipan tersebut adalah clue yang dapat menjadi panduan dalam anda
membaca buku ini. My Tomorrow, Your Yesterday adalah novel yang
menyuguhkan pelajaran cinta sekaligus waktu bahwa nilai setiap detik adalah
ketika kita menjalani bersama, meski tak selamanya. Baca hingga halaman
terakhir, dan kamu akan menyadari terkadang yang paling berharga adalah
kesalingan hati, bukan durasi waktu.
Profil Penulis:
Komentar
Posting Komentar