Pernahkah kamu merasa sejarah itu bukan hanya sekadar catatan bisu di buku, tapi aliran hidup yang mengalun deras di dalam dada? Laut Bercerita karya Leila S. Chudori adalah sebuah narasi yang bukan hanya menguak masa lalu, tapi mengajak kita menyelam dalam gelombang perasaan, kerinduan, dan perjuangan. Novel ini seperti ombak yang terus menggulung, membawa pesan dari generasi ke generasi, tentang luka dan harapan yang tak pernah pudar.
Judul: Laut Bercerita
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
(KPG)
Tahun
Terbit: 2017
Tebal
Halaman: 379
halaman
Harga: Rp100.000
Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agara bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu. Jakarta, Juni 1998 Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul. Jakarta, 2000 Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya. Laut Bercerita, novel terbaru Leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.
Jakarta, Juni 1998 Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul. Jakarta, 2000 Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya. Laut Bercerita, novel terbaru Leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.
Jika kamu adalah pembaca yang gemar menyelami sejarah dengan
pendekatan emosional dan personal, Laut Bercerita sangat layak
masuk dalam daftar bacaanmu. Novel ini cocok bagi kamu yang ingin memahami
lebih dalam dinamika politik Indonesia melalui kacamata sastra, yang mencari
cerita dengan konflik kuat dan latar sejarah yang kaya.
Selain itu, jika kamu menyukai karya-karya seperti Cantik
Itu Luka karya Eka Kurniawan atau Arus Balik karya
Pramoedya Ananta Toer, kamu akan menemukan resonansi yang sama dalam Laut
Bercerita. Karya Leila juga pas untuk pembaca yang ingin merasakan
perpaduan antara dokumentasi sejarah dan narasi personal yang menggetarkan.
Komentar
Posting Komentar