Langsung ke konten utama

Izana - Kecantikan yang Mengiris

Bagaimana jika wajahmu menjadi kutukan? Dan keberadaanmu, dianggap bencana? Ada rasa asing yang merayap pelan saat kamu membuka halaman pertama Izana. Bukan rasa takut biasa, tapi semacam kegelisahan batin — seperti berdiri terlalu dekat dengan rahasia orang lain, atau mengintip kotak Pandora yang seharusnya tidak kamu sentuh. Ini bukan kisah horor yang penuh darah atau jeritan. Ini adalah ketakutan yang dibangun dari sunyi, dari tatapan yang menghakimi, dari kesendirian yang menua di tempat gelap.


Judul: Izana
Penulis: Daruma Matsuura
Penerbit: Clover
Tahun: 2014
Tebal: 288 halaman
Harga: Rp. 70.000

Sinopsis:
Desa Akaiwa, sebuah daerah terpencil yang dilindungi dari dunia luar dan terus dihantui oleh depopulasi. Di tanah yang terkekang oleh tradisi dan legenda ini, dulu dikisahkan, pernah terlahir seorang anak perempuan dengan penampilan luar yang “mengerikan”…

Aku yakin, saat ini bibirku berwarna merah.
Memerah akibat rasa kegembiraan yang meluap-luap, bagaikan mawar.
Bagaikan api.
Saat ini, aku begitu cantik.

Ulasan:
Membaca Izana seperti menatap cermin yang retak: kamu melihat bayanganmu, tapi terdistorsi oleh luka yang bahkan bukan milikmu sendiri. Narasi visualnya membawa kita bergeser dari rasa iba, ke marah, lalu takut — bukan pada Izana, tapi pada manusia di sekitarnya yang terlalu cepat menilai dan terlalu mudah membuang.

Yang membuat Izana berbeda adalah bagaimana Matsuura membingkai kisah horor ini bukan dari sisi "monster", tapi dari sisi "manusia yang dianggap monster". Matsuura menggunakan simbolisme yang kuat. Kotak tempat Izana tinggal bukan hanya ruang fisik, tapi metafora bagi tubuh, pikiran, dan masyarakat yang menekan seseorang hingga ia kehilangan bentuk aslinya. Dan ketika kotak itu terbuka, kita dipaksa untuk melihat dampak dari penolakan, kebencian yang diwariskan, dan bagaimana kekejaman bisa dibungkus dalam nama "normalitas".

Mungkin dalam arti lain, dikurung dan tidak mengerti apa-apa bisa disebut juga sebagai kebahagiaan.

Buku ini sangat cocok untuk pembaca yang menyukai horor psikologis dengan lapisan filosofi dan tragedi manusia. Dan untuk kamu yang tertarik dengan isu seperti body shaming, stigma sosial, atau rasa terasing dalam identitas diri, maka Izana bukan hanya bacaan—ia bisa jadi cermin yang pahit, tapi penting.

Novel Izana bukanlah sekadar novel biasa. Ia adalah pelajaran brutal tentang bagaimana masyarakat bisa menciptakan monster dari manusia biasa. Tentang bagaimana wajah bisa jadi kutukan, dan cinta yang diinginkan berubah jadi luka yang tak pernah sembuh.

Jika kamu siap membuka kotaknya, bersiaplah. Izana sedang menunggu. Dan ia ingin kamu tahu: bahwa terkadang, siapa yang kita anggap "mengganggu", justru hanyalah hasil dari apa yang pernah kita abaikan terlalu lama.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang - Kembali yang Tak Benar-Benar Kembali

PULANG Leila S. Chudori 472 halaman Harga: Rp. 102.000 Genre : Novels, historical, Romance, Indonesian Literature Ada pulang yang tak benar-benar kembali. Ada tanah air yang mencintaimu hanya jika kau diam.  Pulang  adalah perjalanan identitas dan pengasingan, ditulis dengan bahasa lirih namun tajam. Sinopsis: Paris, Mei 1968: Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo,  seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas.  Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di s...

Summer In Seoul - Kisah cinta di Korea

Kamu pernah membayangkan jatuh cinta pada musim panas di Seoul? Summer in Seoul oleh Ilana Tan menghidupkan imaji itu lewat kisah penuh nuansa, drama Korea-style, dan perasaan yang tumbuh perlahan di antara hiruk pikuk ibu kota Korea. Gaya penulisannya ringan, hangat, dan penuh detail sensasi musim panas—seolah kamu mendengar tawa di balik deru kereta bawah tanah dan angin lembut dari Sungai Han. Judul : Summer in Seoul Penulis : Ilana Tan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : Oktober 2006 Tebal Halaman : 280 halaman Harga : Rp64.900–Rp89.000 Sinopsis: Jung Tae-Woo—penyanyi muda terkenal Seoul yang muncul kembali setelah empat tahun menghindari dunia  showbiz  . “Aku hanya ingin memintamu berfoto denganku sebagai pacarku,” kata Jung Tae-Woo pada gadis di hadapannya. Sandy alias Han Soon-Hee—gadis blasteran Indonesia-Korea yang sudah mengenali Jung Tae-Woo sejak awal, namun sedikit pun tidak terkesan. Sandy mengangkat wajahnya dan menatap laki-laki itu, lalu berkata...

Winter in Tokyo - Meski Waktu Telah Berlalu, Perasaanku Tetap Hanya Ada Untukmu

Bayangkan berdiri di Tokyo, hampiri Kenangan yang beku dan hati yang merindu. Winter in Tokyo oleh Ilana Tan adalah kisah musim dingin yang membekas—tentang pertemuan takdir, dan cinta yang tumbuh di tengah kesunyian kota besar. Cerita ini bukan sekadar romansa; ia adalah transit emosi yang membekap, sekaligus membebaskan. Judul: Winter in Tokyo Penulis: Ilana Tan Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2008 Tebal Halaman : 313 halaman Harga: Rp93.000 Sinopsis: Tetangga baruku, Nishimura Kazuto, datang ke Tokyo untuk mencari suasana baru. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan, dan bisa diandalkan. Perlahan-lahan---mungkin sejak malam Natal itu---aku mulai mengamatinya dengan cara yang berbeda. Dan sejak itu pula rasanya sulit membayangkan hidup tanpa dia. --- Keiko tentang Kazuto Sejak awal aku sudah merasakan ada sesuatu yang menarik dari Ishida Keiko. Segalanya terasa menyenangkan bila dia ada. Segalanya terasa bai...