Bayangkan daun-daun memerah di tepi Sungai Seine, angin musim gugur membawa aroma nostalgia, dan dua hati bertemu dalam kebisuan kota. Autumn in Paris karya Ilana Tan adalah kisah cinta yang menghamparkan keindahan dan kepiluan dalam satu helaian emosional—romantis, dramatis, dan tragis.
Judul: Autumn in Paris
Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2007
Halaman: 272 halaman
Harga: Rp47.000–Rp79.000
Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak mengira akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya… juga mengubah dunianya.
Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa… arti tak berdaya… Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup...
Seandainya masih ada harapan - mengecilkan apa pun - untuk mengubah kenyataan, ia rela menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu...
Ilana Tan menghadirkan Paris seperti tokoh utama kedua—melalui deskripsi detail tempat-tempat ikonik, daun gugur, kafe mungil, dan gemerlap lampu malam. Gaya penulisannya ringan dan bervolume emosional, memadukan unsur romansa dengan kerinduannya, humor ringan, dan bahasa Prancis yang menambah warna cerita.
Kalau dia bahagia, aku merasa bahagia. Sesederhana itu.
Karakter Tara dan Tatsuya dirajut perlahan. Tara dengan sifat cerewet dan tulus, serta Tatsuya yang pendiam tapi menyimpan luka, menciptakan chemistry yang terasa begitu nyata. Ilana Tan berhasil menggiring pembaca merasakan percikan cinta yang berkembang hingga klimaks yang menyayat hati—padat dan efektif tanpa drama berlebihan.
Autumn in Paris bukan sekadar novel cinta manis. Ia adalah
pengalaman emosional cuaca hati dan rahasia hidup. Dengan gaya bercerita yang
puitis, karakter penuh lapisan, dan kesedihan yang turun seperti musim gugur,
buku ini menyimpan keindahan sekaligus luka. Ideal untuk kamu yang butuh bacaan
yang "menyentuh hingga ke relung" dan rela merelakan sebagian hati
untuk seonggok kisah tragis nan hangat ini.
Jika kamu menyukai kisah romansa bertema drama emosional, di mana
hati bisa diputarbalik oleh kebenaran yang belum terungkap, dan latar kota
asing menyatu dengan perasaan—Autumn in Paris wajib masuk ke rak
bacaanmu.
Komentar
Posting Komentar