Pernahkah Anda merasakan rindu yang begitu lama terpendam, hingga kedatangannya terasa begitu istimewa? Hisashiburi—kalimat dalam bahasa Jepang yang berarti “lama tak bertemu”—mewakili nuansa itu: kesunyian hati yang diobati oleh sebuah pertemuan sederhana namun berarti. Novel debut Janice Chrysilla ini adalah kisah dua jiwa yang saling menemukan dan menyembuhkan, dalam rangkaian salju, tisu hangat, dan hati yang perlahan terbuka.
Ini adalah kisah tentang dua orang yang setia menanti
kehadiran cinta. Salah seorang dari tengah mereka kehadiran seseorang yang bisa
ia cintai dengan sungguh-sungguh menunggu untuk kali pertama. Sementara itu,
yang lainnya sedang menunggu kehadiran seseorang yang selama ini tidak pernah
mengindahkan perasaanya.
Ketika potongan-potongan kisah dari masa lalu datang
menghantui, keduanya pun diuji untuk memecahkan teka-teki yang selama ini
melayangkan hati.
Karakter Kanata dan Aimi ditulis dengan kehangatan. Kanata,
lewat kostum Shiba, memberi ruang bagi dirinya menjadi pemberi kenyamanan;
Aimi, dengan luka lama, mengundang simpati. Alurnya sederhana—sehari demi hari,
lembar perasaan bergulir pelan tapi pahit. Konflik antara cinta lama, cinta
baru, dan kejujuran diri terasa alami. Novel ini menjadi bukti bahwa romansa
yang paling kuat tak perlu riuh—cukup ada dua hati yang terus memberi
kesempatan pada penantian.
Jika kamu mencari bacaan yang hangat, penuh nuansa
penantian, dan cinta yang berkembang dari kenyataan sederhana, Hisashiburi
adalah pilihan tepat.
Profil Penulis:
Komentar
Posting Komentar