Langsung ke konten utama

Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah – Sebuah Surat untuk Siapa Pun yang Masih Bertahan Diam-diam

Ada hari-hari ketika bangun pagi terasa seperti memikul dunia yang terlalu berat. Hari-hari ketika kamu tahu kamu tidak ingin mati, tapi juga tidak tahu harus hidup untuk apa. Saat langit terlalu terang untuk ditatap, dan dunia terlalu bising untuk didengarkan. Di titik seperti itu, seseorang datang bukan membawa solusi, melainkan pelukan yang sunyi: kata-kata yang menepuk punggungmu dan berkata, “Istirahatlah. Kamu tidak salah hanya karena ingin berhenti sejenak.” Dan itulah yang ditawarkan oleh buku ini—bukan teriakan semangat, bukan petuah motivasi, melainkan ruang untuk lelah tanpa merasa bersalah.

Judul: Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah
Penulis: Geulbaewoo
Penerbit: Haru
Tebal: 250 halaman
Harga: Rp90.000

SInopsis
Dalam hidup, terkadang kita merasa lelah, tak berdaya, dan merasa bersalah atas keadaan.

Kita juga sering merasa belum melakukan yang terbaik, padahal sudah berusaha sebaik mungkin.

Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah adalah buku untuk Anda yang merasa lelah dan jadi tidak memiliki minat terhadap apa pun. Ditulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri, kalimat-kalimat dalam buku ini akan memberikan sedikit pemikiran yang baik tentang diri Anda sendiri.

Semoga setelah membaca buku ini, kamu yang lelah bisa sedikit beristirahat dan bisa menemukan hal yang kamu sukai.

Ulasan
Buku ini bukan kisah orang yang sukses, bukan pula kisah bangkit yang dramatis. Ia adalah kumpulan pengakuan jujur dari seseorang yang sedang payah—yang mencoba bertahan bukan karena kuat, tetapi karena belum menemukan alasan untuk benar-benar menyerah. Bahasanya sederhana, tapi kalimat-kalimatnya seperti kaca yang memantulkan perasaan pembaca dengan sangat telanjang. Dalam setiap paragraf, kita seperti membaca ulang isi kepala kita sendiri saat sedang rapuh dan merasa tak berguna.

"Hidup itu seperti lari maraton. Meski kau tidak melakukan dengan baik sekarang, ada banyak peluang bagimu untuk melakukan dengan baik nantinya."

Yang paling menyentuh adalah bagaimana Geulbaewoo tidak pernah berusaha memaksa pembacanya untuk “berpikir positif”. Ia tidak menghakimi rasa lelahmu. Justru ia menuliskan bahwa rasa takut, rasa sesak, dan keinginan untuk diam adalah bagian dari hidup yang harus diterima, bukan ditolak. Ia menepuk bahu dan berbisik: kamu tidak sendiri.

Geulbaewoo menulis dari reruntuhan hidupnya sendiri. Tentang bagaimana gagal dalam bisnis membuatnya terlilit utang dan menggelandang di jalanan Seoul. Tentang hari-hari ketika tidur di kamar mandi umum menjadi satu-satunya pilihan, dan makan seadanya adalah bentuk kemewahan. Tapi bukannya menyerah, ia memilih duduk, diam, dan menulis. Menuliskan semua kelelahan, ketidakpastian, dan rasa ingin menghilang dalam bentuk esai-esai pendek yang sunyi tapi menenangkan.

Buku ini cocok dibaca oleh siapa pun yang pernah merasa kelelahan tanpa tahu kepada siapa harus bercerita. Karena ada kalanya, hal paling kuat yang bisa kamu lakukan adalah tetap hidup. Meskipun pelan. Meskipun lelah. Buku ini dengan segala kepelanan dan kepedihannya, akan menemanimu lewat semuanya.

Profil Penulis:

Geul Bae‑woo (글배우), nama pena dari Kim Dong‑hyuk (lahir 17 Juli 1988), adalah penulis dan penulis esai asal Korea Selatan yang populer di platform media sosial. Ia dikenal lewat tulisan-tulisan personalnya yang hangat, empatik, dan penuh pengertian, sering mengangkat topik seperti kelelahan hidup, kesehatan mental, dan dinamika sosial . Salah satu karya terkenalnya adalah Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah—buku self‑improvement yang membawa kenyamanan bagi pembaca yang merasa jenuh atau stres, dengan gaya penulisan singkat, lugas, dan relatable. Selain itu, buku seperti Sebenarnya, Aku Tidak Baik‑Baik Saja menjadikannya sosok panutan baru dalam genre tersebut, dengan pendekatan yang tidak menggurui tapi menenangkan hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang - Kembali yang Tak Benar-Benar Kembali

PULANG Leila S. Chudori 472 halaman Harga: Rp. 102.000 Genre : Novels, historical, Romance, Indonesian Literature Ada pulang yang tak benar-benar kembali. Ada tanah air yang mencintaimu hanya jika kau diam.  Pulang  adalah perjalanan identitas dan pengasingan, ditulis dengan bahasa lirih namun tajam. Sinopsis: Paris, Mei 1968: Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo,  seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas.  Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di s...

Summer In Seoul - Kisah cinta di Korea

Kamu pernah membayangkan jatuh cinta pada musim panas di Seoul? Summer in Seoul oleh Ilana Tan menghidupkan imaji itu lewat kisah penuh nuansa, drama Korea-style, dan perasaan yang tumbuh perlahan di antara hiruk pikuk ibu kota Korea. Gaya penulisannya ringan, hangat, dan penuh detail sensasi musim panas—seolah kamu mendengar tawa di balik deru kereta bawah tanah dan angin lembut dari Sungai Han. Judul : Summer in Seoul Penulis : Ilana Tan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : Oktober 2006 Tebal Halaman : 280 halaman Harga : Rp64.900–Rp89.000 Sinopsis: Jung Tae-Woo—penyanyi muda terkenal Seoul yang muncul kembali setelah empat tahun menghindari dunia  showbiz  . “Aku hanya ingin memintamu berfoto denganku sebagai pacarku,” kata Jung Tae-Woo pada gadis di hadapannya. Sandy alias Han Soon-Hee—gadis blasteran Indonesia-Korea yang sudah mengenali Jung Tae-Woo sejak awal, namun sedikit pun tidak terkesan. Sandy mengangkat wajahnya dan menatap laki-laki itu, lalu berkata...

Momiji — Saat Musim Gugur Menumbuhkan Keberanian

Apakah kau pernah mendengar seorang Patriot Bela Negara pergi ke Jepang dan berharap untuk bertemu seseorang yang diinginkannya? Dalam novel ini kamu akan menemui cerita tersebut. Sebuah cerita dengan keberanian dan kebebasan seperti daun maple Jepang yang gugur, menandai awal perjalanan jiwa yang berani berdiri sendiri. Judul: Momiji Penulis: Orizuka Penerbit: Inari Tahun Terbit: Mei 2017 Tebal: 210 halaman Harga: Rp59.000 Sinopsis: Patriot Bela Negara lelah punya nama seperti itu, terutama karena dia memiliki fisik dan mental yang sama sekali tidak seperti patriot, apalagi yang siap membela negara. Seumur hidupnya, Patriot diolok-olok hingga akhirnya dia memutuskan memberontak. Dia jadi gandrung Jepang, belajar bahasa Jepang, dan punya cita-cita pergi ke Jepang untuk bertemu Yamato Nadeshiko-tipe wanita ideal versi Jepang. Di usianya yang kedua puluh, Patriot akhirnya memilih lebih dekat dengan cita-citanya itu. Dia menginjakkan kaki di Jepang untuk ikut program pe...